1.
Pemantulan cahaya
Pernahkah kamu
melihat indahnya bulan purnama dan bertaburnya bintang pada malam hari yang
cerah? Tentunya hal itu akan mengingatkanmu pada Sang Pencipta. Begitu indah
ciptaan-Nya sehingga patut kamu syukuri dan kamu pelajari agar keimananmu
bertambah. Terangnya benda-benda langit karena adanya cahaya. Bintang bersinar
karena dia memiliki cahaya sendiri, sedangkan bulan tampak bercahaya karena
pantulan dari cahaya matahari. Akan tetapi manusia di Bumi seolah-olah melihat
bulan tersebut memancarkan cahayanya sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari kamu
tidak dapat melihat benda-benda disekitarmu tanpa adanya cahaya. Pada malam
hari ketika lampu listrikmu padam, kamu tidak dapat melihat apapun disekitarmu.
Hal tersebut terjadi karena tidak ada cahaya yang dipantulkan oleh benda di
sekitarmu. Jadi, kamu dapat melihat suatu benda apabila ada cahaya yang
dipantulkan oleh benda tersebut ke matamu.
Cermin adalah sebuah
benda yang senantiasa kita jumpai hampir setiap hari. Jenis cermin selain
cermin datar adalah cermin lengkung. Cermin tersebut adalah cermin cekung dan
cermin cembung.
a.
Cermin
cekung
Cermin cekung memiliki permukaan
pemantul yang bentuknya melengkung atau membentuk cekungan. Sifat cermin cekung
mengumpulkan sinar pantul atau konvergen. Ketika berkas sinar-sinar sejajar
mengenai cermin cekung, sinar pantulnya akan berpotongan pada satu titik. Titik
perpotongan tersebut dinamakan titik focus.
Ketika sinar-sinar datang yang
melalui titik focus mengenai permukaan cermin cekung, ternyata semua sinar
tersebut akan dipantulkan sejajar dengan sumbu utama. Akan tetapi, jika sinar
datang dilewati melalui titik M (titik kelengkungan lensa), sinar pantulnya
akan dipantulkan ke titik itu juga. Sinar-sinar istimewa cermin cekung terdapat
sinar-sinar istimewa diantaranya sebagai berikut :
a.
Sinar
datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik focus.
b.
Sinar
datang melalui titik focus akan dipantulkan sejajar dengan sumbu utama.
c.
Sinar
datang melalui titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan.
2.
Pembentukan bayangan pada
cermin cekung
Ketika kamu
meletakkan sebuah benda dengan jarak lebih besar dari pada titik focus cermin
cekung, bayangan benda yang terjadi selalu nyata karena merupakan perpotongan
langsung sinar-sinar pantulnya (di depan cermin cekung). Akan tetapi, ketika
benda kamu letakkan pada jarak diantara titik focus dan cermin, kamu tidak akan
mendapatkan bayangannya di depan cermin. Bayangan benda akan terlihat di
belakang cermin cekung , diperbesar, dan tegak.
Bayangan benda
yang diletakkan diantara titik focus dan cermin memiliki sifat maya, sama
tegak, dan diperbesar.
Hubungan antara
jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) akan menghasilkan jarak focus f.
hubungan tersebut secara matematis dapat di tulis :
Dengan : f = jarak focus (m)
s
= jarak benda (m) dan
s’=
jarak bayangan (m)
Dalam
menggunakan persamaan cermin cekung, perlu diperhatikan aturan-aturan tanda
seperti berikut :
1. Jarak
benda (s) bertanda positif (+) untuk benda nyata (benda terletak di depan
cermin) dan bertanda (-) untuk benda maya (benda terletak di belakang cermin).
2. Jarak
bayangan (s’) bertanda (+) untuk bayangan nyata (bayangan terletak di depan
cermin) dan bertanda negative (-) untuk bayangan maya (bayangan terletak di
belakang cermin).
3.
Jari-jari
kelengkungan (M), dan jarak focus (f) bertanda positif (+) untuk cermin cekung
dan bertanda negative (-) untuk cermin cembung.
Penomoran
ruang benda dan bayangan pada cermin cekung memudahkan untuk pengecekan
sifat-sifat bayangan pada cermin. Berikut ini adalah gambar penomoran ruangan
benda dan bayangan.
Berikut ini
adalah sifat-sifat bayangan pada cermin cekung berdasarkan ruang penempatan
benda.
·
Benda
di ruang I : mayas, tegak, diperbesar
·
Benda
di ruang II : nyata, terbalik, diperbesar
·
Benda
di ruang III : nyata, terbalik, diperkecil
·
Benda
tepat dipusat kelengkungan : nyata, terbalik, sama besar
Ruang
tempat terbentuknya bayangan dapat ditentukan dengan persamaan berikut :
Ruang benda + Ruang bayangan = 5
Jadi
ruang bayangan adalah :
Ruang Bayangan = 5 - Ruang Benda
Pada
cermin cembung, bagian mukanya berbentuk seperti kulit bola, tetapi bagian muka
cermin cembung melengkung ke luar. Cermin cembung memiliki sifat divergen
(menyebar) cahaya. Jika sinar datang sejajr sumbu utama mengenai cermin
cembung, sinar akan di pantulkan menyebar. Jika sinar-sinar pantul pada cermin
cembung kamu perpanjang pangkalnya, sinar akan berpotongan di titik focus (titik
api) di belakang cermin. Pada perhitungan, titik api cermin cembung bernilai negative
karena bersifat semu.
Berikut
ini sinar-sinar istimewa pada cermin cembung :
1.
Sinar
datang sejajar sumbu utama akan di pantulkan seolah-olah dari titik focus
2.
Sinar
datang menuju titik focus akan di pantulkan sejajar sumbu utama
3.
Sinar
datang menuju titik M (titik pusat kelengkungan) akan di pantulkan seolah-olah
dari titik itu juga
Pembentukan Bayangan pada Cermin
Cembung
Bayangan
yang terbentuk pada cermin cembung selalu maya dan berada di belakang cermin. Mengapa
demikian? Secara geometris, kamu cukup menggunakan dua berkas sinar istimewa
untuk mendapatkan bayangan pada cermin cembung. Jika sebuah lilin di depan cermin
cembung, maka akan memiliki bayangan maya di belakang cermin.
Benda yang diletakkan di depan
cermin cembung akan menghasilkan bayangan cermin dengan sifat maya, sama tegak,
dan di perkecil. Hubungan jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) dan titik focus
(f) memiliki persamaan yang sama seperti cermin cekung. Perbedaannya, pada
cermin cekung nilai jarak focus selalu negative.
dengan f bernilai negatif
Penomoran ruang benda dan
bayangan pada cermin cembung memudahkan untuk pengecekan sifat-sifat bayangan
pada cermin.
Aturan pemakaian untuk penomoran
ruang cermin cembung adalah sebagai berikut :
1.
Ruang
benda dan bayangan menggunakan nomor ruang yang sama.
2.
Jumlah
nomor ruang benda dan bayangan harus sama dengan lima.
3. Bayangan
yang berada di belakang cermin selalu nyata dan terbalik dan bayangan di
belakang cermin selalu maya dan tegak.
4.
Jika
nomor bayangan lebih besar dari pada nomor benda, bayangan diperbesar.
5.
Jika
nomor bayangan lebih kecil dari nomor benda, bayangan diperkecil.
s Sumber : Suwarna, Iwan Permana. 2010. Optik. Jakarta : Duta Grafika.
s