RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan
Pendidikan : SMPN 2 RAJEG
Mata
Pelajaran : FISIKA SMP
Kelas/Semester : VII Umur 13thn/ Ganjil
Materi : Besaran dan Satuan
Peminatan : MIPA
Pertemuan
Ke : 1
Alokasi
Waktu : 1 x 3 JP
A.
KOMPETENSI
INTI
1.
Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya
2.
Menghayati dan mengamalkan
perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3.
Memahami, menerapkan,
menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa
ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4.
Mengolah, menalar, dan
menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B.
KOMPETENSI DASAR
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari
hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran
Tuhan yang menciptakannya
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan
yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa
ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati - hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan)
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan
percobaan dan berdiskusi
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan
hasil percobaan
3.1 Memahami hakikat fisika dan prinsip-prinsip
pengukuran (ketepatan, ketelitian, dan aturan angka penting)
4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis
dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah
INDIKATOR
·
Memahami konsep
besaran dan satuan.
· Menerapkan konsep satuan di dalam kehidupan
sehari-hari .
· Menggunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer
sekrup.
· Membuktikan dimensi-dimensi satuan dalam besaran pokok.
· Memahami pengkonversian satuan, tingkat ketelitian
pengukuran dan keakuratan pengukuran.
· Membuat laporan hasil pengamatan.
C.
TUJUAN
PEMBELAJARAN
Kognitif :
1. Siswa mampu membuktikan satuan-satuan dalam besaran pokok dengan satuan
dimensi (C3).
Alasan : Digunakannya
kata kerja operasional “membuktikan (C3)” karena berdasarkan Perkembangan Kognitif menurut teori
Jeanne Piaget bahwa pada masa antara 11 tahun-dewasa termasuk ke tahap
operasional formal yaitu dapat membayangkan konsep-konsep yang tidak sesuai dengan
realitas konsep, dapat berfikir secara logis tentang masalah abstrak dan
menguji hipotesis secara sistematis. Oleh karena itu siswa diharapkan mampu
dalam membuktikan satuan-satuan dalam besaran pokok dengan satuan dimensi.
2. Siswa mampu membandingkan tingkat ketelitian, keakuratan pengukuran
dalam alat pengukur (mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup) (C4).
Alasan : Digunakannya
kata operasional “membandingkan (C4)” karena berdasarkan Perkembangan Kognitif tentang karakteristik anak sekolah SMP dan
SMA, perkembangan usia remaja mereka ditandai dengan kemampuan berpikir secara
abstrak dan hipotesis, dan mampu berpikir secara sistematis.
3. Siswa mampu memilih alat pengukuran yang sesuai dengan objek yang akan diukur
(C4).
Alasan : Digunakannya
kata operasional “memilih (C4) karena berdasarkan Perkembangan Psikomotorik termasuk ke tahap asosiatif yaitu siswa
membutuhkan waktu lebih pendek untuk memikirkan tentang geraknya, dia mulai
dapat mengasosiasikan gerakan yang sedang dipelajari dengan gerakan yang sudah
dikenal dan mempunyai kemampuan dalam tingkat artikulasi/kemampuan melakukan
kegiatan yang kompleks dan tepat sehingga hasil kerjanya merupakan sesuatu yang
utuh.
4. Siswa mampu menghubungkan antara besaran pokok dan besaran turunan
berdasarkan satuannya (C4).
Alasan : Digunakannya
kata operasional “menghubungkan (C4) karena berdasarkan Perkembangan Kognitif bahwa siswa dapat mempunyai kemampuan
berpikir dalam menghubungkan besaran pokok dan besaran turunan berdasarkan
satuannya.
Afektif :
1. Siswa mampu ikut serta dalam mengerjakan soal-soal (mengenai pembuktian
dan pengkonversian) satuan-satuan dalam besaran pokok dengan satuan dimensi
(A3).
Alasan : Digunakannya
kata operasional “ikut serta (A3)” karena berdasarkan Perkembangan Nilai, Moral, Dan Sikap bahwa dengan adanya
keikutsertaan siswa dalam mengerjakan soal-soal ini berarti menumbuhkan nilai, moral,
dan sikap siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Oleh karena itu nilai dan
moral itu menyatu membentuk sikap dalam salah satu kepribadian yang dikenal
sebagai super ego atau das uber ich yang merupakan sumber moral menurut Sigmund
Freud).
2. Siswa mampu memodifikasikan alat ukur jangka sorong yang terbuat dari
bahan sejenis alumunium dengan menggunakan bahan dasar dari kayu (A4).
Alasan : Digunakannya
kata operasional “memodifikasikan (A4)” karena berdasarkan Teori Bakat (Multiple Intellegence) seorang siswa pasti mempunyai
bakat yang berbeda-beda dengan tingkat kemampuan yang tinggi yang berhasil
dicapai seseorang dalam keterampilan tertentu menurut Tedjasaputra, 2003.
Dengan adanya memodifikasi siswa yang memiliki bakat memodifikasi alat maka
prestasinya akan bagus dalam memodifikasi dibandingkan dengan siswa lain. Oleh
sebab itu siswa yang berbakat harus menjawab kesulitan-kesulitan dari
memodifikasi yang ditanyakan oleh temannya.
3. Siswa mampu mengaitkan satuan-satuan dalam alat ukur dalam kehidupan
sehari-hari (A4).
Alasan : Digunakannya
kata operasional “mengaitkan (A4)” karena berdasarkan Cara Mengatasi Lupa Dan Jenuh Dalam Belajar dengan mengaitkan satuan-satuan
dalam alat ukur dalam kehidupan sehari-hari ini membantu siswa dalam mengingat
belajar besaran dan satuan yang dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya
siswa jenjang SD, SMP, dan SMA kebanyakan dari mereka akan belajar jika mereka
memiliki suatu tugas atau biasa disebut PR (Pekerjaan Rumah) dari gurunya.
Dengan adanya ini maka akan membantu siswa dalam mengingat. Sedangkan cara
mengatasi jenuh di dalam kehidupan sehari-hari pasti kita ditanya berat badan
anda berapa? Pasti dijawab dengan satuan kg tetapi didalam Fisika satuan berat
itu adalah ton jadi disini ada unsur penghiburnya, logikanya jika berat badan
ani 50 kg maka didalam fisika satuan berat itu menjadi 5000 ton, hal yang tidak
mungkin.
4. Siswa mampu membenarkan besaran pokok dan besaran turunan berdasarkan
satuannya (A3).
Alasan : Digunakannya
kata operasional “membenarkan (A3)” karena berdasarkan Perkembangan Konsep Diri Dan Emosi tentang mempengaruhi individu
dalam menafsirkan pengalaman yaitu setiap individu memiliki sikap dan pandangan
yang berbeda.
Psikomotorik :
1. Siswa mampu mengerjakan pengkonversian satuan-satuan dalam besaran pokok
dengan satuan dimensi (P3).
Alasan : Digunakannya
kata operasional “mengerjakan (P3)” karena berdasarkan perkembangan psikomotorik
tentang hubungan antara perkembangan psikomotorik dengan tingkah laku hasil
belajar menurut Dave (1997) termasuk ke tahap manipulasi bahwa kemampuan
melakukan kegiatan sederhana yang belum pernah dilihat tetapi berdasarkan pada
pedoman atau petunjuk saja. Sebagai contoh guru membahas soal mengenai
pengkonversian satuan-satuan dalam besaran pokok, setelah itu guru memberikan
soal pengkonversian kepada siswa dan siswa mampu mengerjakannya.
2. Siswa mampu menunjukan ketelitian dalam menggunakan rumus tentang mistar,
jangka sorong, dan mikrometer sekrup (P5).
Alasan : Digunakannya
kata operasional “menunjukan (P5)” karena berdasarkan Perkembangan Konsep Diri dan Emosi tentang konsep diri positif
bahwa orang yang memiliki konsep diri dapat diketahui dengan sikapnya yang memahami
bagaimana dirinya, segala macam fakta tentang dirinya, evaluasi terhadap
dirinya sendiri menjadi positif dan dapat menerima keberadaan orang lain. Oleh
sebab itu siswa diharapkan memiliki konsep diri yang positif artinya siswa
dapat bertindak sesuai dengan kemampuannya yang kearah positif (bahwa dia bisa)
dan termasuk kedalam tahap perkembangan konsep diri menurut Erikson yaitu tahap
pada masa remaja yaitu semakin menguasai kemampuan melakukan pemikiran abstrak
dan para siswa semakin mampu dalam mengidentifikasi dirinya.
3. Siswa mampu menghubungkan antara alat pengukuran yang dipakai dengan
objek yang Digunakan (P5).
Alasan :
Digunakannya kata operasional “menghubungkan (P5)” karena berdasarkan Cara Mengatasi Lupa Dan Jenuh Dalam Belajar
dengan menghubungkankan alat pengukuran dengan objek yang diukur ini dapat
mengatasi lupa. Karena objek yang diukur dapat ditemukan dengan mudah di dalam
kehidupan sehari-hari. Biasanya siswa jenjang SD, SMP, dan SMA kebanyakan dari
mereka akan belajar jika mereka memiliki suatu tugas atau biasa disebut PR
(Pekerjaan Rumah) dari gurunya. Dengan adanya menghubungkan ini maka akan membantu siswa dalam mengingat.
4. Siswa mampu membuat skema dalam besaran dan satuan alat ukur (P3).
Alasan : Digunakannya
kata operasional “membuat (P3)” karena berdasarkan Perkembangan Kreatifitas mengenai kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah yang sulit dengan mengembangkan gagasan/ide atau konsep siswa sendiri
dalam proses belajar mengajar ini dapat memudahkan guru dalam menjelaskan materi-materinya.
Sebagai contoh guru menjelaskan secara teori bagaimana cara pengukuran jangka
sorong, dengan adanya kreatifitas siswa dengan membuat skema maka memudahkan
guru dalam menjelaskan materinya.
D.
MATERI
AJAR
Besaran Dan Satuan
Ë Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat
di-nyatakan dengan angka.
Misalnya panjang meja 60 cm, maka panjang merupakan besaran dengan 60 sebagal nilai dan sentimeter sebagal satuan.
Misalnya panjang meja 60 cm, maka panjang merupakan besaran dengan 60 sebagal nilai dan sentimeter sebagal satuan.
Ë Satuan adalah merupakan sesuatu yang dijadikan
sebagai pembanding dalam pengukuran.
Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya didefinisikan terlebih dahulu dan tidak dapat dijabarkan dan besaran lain.
Besaran pokok menurut ilmu fisika ada 7 jenis, seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini :
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya didefinisikan terlebih dahulu dan tidak dapat dijabarkan dan besaran lain.
Besaran pokok menurut ilmu fisika ada 7 jenis, seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini :
Ë Besaran Panjang
Panjang didefinisikan sebagai jarak antara dua titik. Satuan panjang menurut sistem Satuan lnternasional (SI) adalah meter. Lidi pendek dan lidi panjang yang digunakan untuk mengukur panjang menimbulkan hasil
pengukuran yang berbeda. Oleh karena itu ditetapkan satuan standar yang berlaku secara umum.
Panjang didefinisikan sebagai jarak antara dua titik. Satuan panjang menurut sistem Satuan lnternasional (SI) adalah meter. Lidi pendek dan lidi panjang yang digunakan untuk mengukur panjang menimbulkan hasil
pengukuran yang berbeda. Oleh karena itu ditetapkan satuan standar yang berlaku secara umum.
Tabel alat ukur panjang
beserta gambarnya :
No
|
Nama alat ukur
|
Gambar
|
1
|
Mistar atau penggaris (ketelitiannya 0,1 cm atau 1 mm)
|
|
2
|
Meteran gulung (ketelitiannya 1 cm)
|
|
3
|
Jangka sorong (ketelitiannya 0,1 mm)
|
|
4
|
Mikrometer sekrup (ketelitiannya 0,01 mm)
|
Ë Besaran Massa
Massa adalah banyaknya zat yang terkandung dalam
suatu benda Satuan massa dalam SI adalah kilogram. Alat ukur massa adalah Neraca
sama lengan (ketelitiannya 0,001 gr), Neraca Ohaus
(ketelitiannya 0,1 gr), Neraca
Meja (ketelitiannya 50 gram), dan Neraca
elektronik.
Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang
dapat diturunkan atau diidentifikasi dari besaran pokok.
Sumber : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9cSoMPHWW8H0MPFw6ESFHlOnoDbiQ57lms_MKi7HNXRGEpFkJY_SfmjuHCjPAvb1DdA4NQFs7OB1tpX873WE5mRNR6rlRuwl6pqoISsy97LHZ0LVX-XhiH0XmwbKblX9FWBsS_Cub62k/s1600/besaran+turunan+dan+satuannya.jpg
Dimensi
Dimensi adalah cara untuk menyusun suatu besaran yang susunannya berdasarkan
besaran pokok dengan menggunakan lambang / huruf tertentu yang ditempatkan
dalam kurung siku.
·
Massa
jenis ((ρ) memiliki satuan kg/m³ dengan
dimensi = [M]/[L]³ ditulis [M][L]¯³
- Kecepatan (v) adalah perubahan posisi benda
(perpindahan) tiap satuan waktu mempunyai satuan m/s dengan
dimensi = L/T ditulis LT¯¹
- Percepatan (a) adalah perubahan
kecepatan tiap satuan waktu, mempunyai satuan m/s² dengan dimensi = L/T²
ditulis LT¯²
E.
METODE PEMBELAJARAN
a. Model Pembelajaran : Problem-Based Learning
(PBL)
b. Pendekatan
pembelajaran :
Pendekatan Acuan
Kriteria (PAK)
c. Metode Pembelajaran : Diskusi,
Tugas, Penemuan terbimbing.
F.
ALAT /
BAHAN
1. HVS untuk menuliskan hasil diskusi
2. Alat dan
Bahan Eksperimen : mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup
3. Bahan
Ajar : Lembar Kerja
Siswa dan Buku
paket FISIKA kelas VII
LANGKAH
– LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan
|
Rincian
Kegiatan
|
Alokasi
Waktu
|
· Pendahuluan
|
·
Guru mengekplorasi
pengalaman siswa tentang besaran dan satuan, dengan mengajukan pertanyaan
sebagai berikut :
ü Pernahkan di sekolah dulu anda menggunakan alat pengukuran?
ü Apa saja alat ukur yang pernah dipakai?
ü Bagaimana cara menggunakannya?
ü Berapa tingkat ketelitian mistar, jangka sorong, dan mikrometer
sekrup?
ü Apa saja yang dipelajari dalam besaran dan satuan?
·
Guru menyampaikan
kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai dalam Kegiatan Belajar
Mengajar.
·
Siswa diminta untuk
menanggapi dan menyepakati waktu untuk masing-masing Kegiatan Belajar
Mengajar.
|
15 menit
|
· Kegiatan Inti
|
Mengamati
·
Guru memberikan tugas
kepada siswa, dengan bekerja kelompok.
·
Masing-masing kelompok
diberi tugas tentang materi besaran dan satuan dan bagaimana menggunakan alat
pengukuran (masing-masing kelompok berbeda alat pengukurannya).
·
Siswa dibagi menjadi 5
kelompok, dan bekerja dalam kelompok, masing-masing diberi tugas.
Menanya
·
Siswa memberi tanggapan
dan menanyakan hal-hal belum jelas.
Mencoba
·
Guru meminta setiap
kelompok untuk mengikuti peraturan di dalam diskusi
kelompok.
·
Perwakilan kelompok yang dipilih secara acak akan mempresentasikan
diskusinya secara bergantian dan kelompok lain mengkritisi/menanggapi.
Mengasosiasi
·
Setiap kelompok berdiskusi
mengolah data dari tugas yang
telah diberikan oleh guru
Mengkomunikasikan
·
Presentasi hasil diskusi oleh 5 kelompok yang diambil secara sampling.
Diwakili satu orang murid dari masing-masing kelompok.
·
Penguatan dari guru tentang diskusi
·
Setiap
kelompok menyimpulkan materi
yang telah dibahas
|
105 menit
|
· Penutup
|
·Guru dan murid-murid
bersama-sama untuk membuat kesimpulan materi dan mengingatkan mereka materi
perkuliahan minggu depan.
|
15 menit
|
G.
PENILAIAN
1. Mekanisme
dan prosedur
Penilaian
yang digunakan ada 2, yaitu proses dan hasil.
Penilaian proses yaitu observasi (langsung atau tidak langsung), dan jurnal.
Sedangkan penilaian hasil yaitu observasi, penilaian diri dan penilaian antar
peserta didik.
Aspek
dan Instrumen penilaian
Instrumen
hasil observasi menggunakan pedoman observasi daftar cek, dan daftar penilaian beserta rubrik,
penilaian diri menggunakan lembar penilaian diri, dan penilaian antar peserta
didik menggunakan lembar peserta didik.
Pedoman Observasi Sikap
Spiritual
Petunjuk :
Lembar ini diisi oleh guru
untuk menilailai sikap spiritual peserta didik, berilah yanda cek (v) pada
kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan
kriteria sebagai berikut :
4=selaku,
apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3=sering, apabila sering melakukan pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2=kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1=tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Nama Peserta Didik :
Kelas :
Tanggal Pengamaatan :
Materi Pokok :
No
|
Aspek
Pengamatan
|
Skor
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1
|
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
|
|||||
2
|
Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah
|
|||||
3
|
Memberi salam sebelum atau sesudah menyampaikan
pendapat
|
|||||
4
|
Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan
terhadap tuhan saat melihat kebesaran tuhan
|
|||||
5
|
Merasakan keberadaan dan kebesaran tuhan saat
melihat kebesaran Tuhan
|
|||||
Jumlah Skor
|
||||||
Daftar Pustaka
Nurjan,Syarifan,dkk. 2009. Psikologi Belajar. Amanah Pustaka : Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar