A. Pengertian
Optika
Optika
adalah cabang fisika yang mengambarkan perilaku atau sifat –sifat cahaya dan
interaksi cahaya dengan materi. Pada intinya menggambarkan gejala-gejala optik.
Sedangkan kata “optik” berasal dari kata
latin, yang berarti tampilan.
B. Klasifikasi
Optik
Optik
diklasifikasikan dapat dibagi menjadi 2 macam :
1. Optik
Geometri
Optik
Geometri atau optika sinar, menjabarkan perambatan cahaya. Pada Optika Geometris membahas tentang
pemantulan dan pembiasan.
2. Optik
Fisis
Optik
Fisis menjelaskan gejala-gejala yang terjadi pada Optik Geometri dengan
penjabaran matematis atau secara perumusannya. Pada Optik Fisis membahas
tentang Sifat-sifat cahaya, interferensi cahaya, hakikat cahaya dan pemanfaatan
sifat-sifat cahaya.
C. Sejarah
Perkembangan Optik
Sejarah
Perkembangan Optik menurut Richtmayer perkembangan keilmuwan dibagi ke dalam
empat periode :
1. Perkembangan
Periode I (Zaman Prasejarah (SM) s.d. 1500 M)
Pada
zaman ini telah temukannya sebuah kanta optik yang berumur sekitar 2.200 tahun
yang lalu di Baghdad, Irak. Optik dipelajari secara ilmiah di periode I ini
dimulai pada tahun 300 SM.
·
Pada tahun 300 SM dikenal dengan zaman
yang hanya mengemukakan teori-teori para ahli tanpa dilakukan pembuktian dengan
eksperimen, sehingga ada beberapa teori tentang optik yang bermunculan,
misalnya Teori Tactile dan Teori Emisi.
·
Pada abad ke-10 M, muncul teori yang
menentang Teori Tactile yaitu Teori Emisi. Teori Emisi ini dikatakan merubah
cara pandang terhadap konsep cahaya. Pada Teori Emisi dikatakan bahwa kita
dapat melihat benda bukan karena mata kita yang memancarkan cahaya ke benda
tersebut (Teori Tactile), tetapi karena terdapat cahaya yang dipantulkan oleh
benda yang kita lihat menuju mata kita. Teori ini pertama kali dicetuskan oleh Ibnu Al-Haitsam (965M – 1040 M) seorang
Ilmuwan muslim yang sangat populer dan dikenal juga sebagai ‘Bapak optik
dunia’. Akhirnya, teori emisi ini benar-benar menggugurkan Teori Tactile dan
dipercaya kebenarannya sampai sekarang.
·
Pada akhir abad ke 15 atau sekitar awal
abad ke 16 seorang ilmuwan Italia yaitu Leonardo
Da Vinci mengemukakan tentang optik fisiologis mata manusia.
2. Perkembangan
Periode II (1550 M – 1800 M)
Pada
periode ini sudah banyak dilakukan eksperimen untuk mendukung kebenaran dari
teori-teori yang telah ditemukan.
·
Pada abad ke-17 atau sekitar tahun 1608
M, pertama kalinya seseorang mengklaim bahwa dia adalah orang yang pertama
menemukan teleskop. Orang tersebut adalah Hans
Lippershey. Teleskop yang ditemukan Hans Lippershey ini hanya bisa
memperbesar tiga kali lipat ukuraan semula.
·
Pada tahun 1609 M Galileo mendengar
bahwa seseorang telah menemukan teleskop di Belanda. Namun, berita itu masih
samar-samar di telinganya. Akhirnya, dengan kecerdasannya, ia mempelajarai
perangkat teleskop Lippershey dan berhasil membuat teleskopnya sendiri yang
lebih canggih karena dapat melakukan perbesaran hingga 20 kali lipat. Teropong
yang ditemukan Galileo ini sekarang disebut teleskop panggung.
·
Pada tahun 1675, Sir Isaac Newton dalam Hypothesis of Light menyatakan bahwa cahaya
terdiri dari partikel halus yang memancar ke segala arah dari sumbernya. Jika
partikel diamggap tidak bermassa, maka suatu benda bersinar tidak akan
kehilangan massanya hanya karena memancarkan cahaya, dan cahaya itu sendiri
tidak dipengaruhi oleh gravitasi. Teori Newton ini dikenal dengan nama Teori
Emisi.
·
Pada tahun 1678, Christian Huygens mengatakan teori bahwa cahaya dipancarkan ke segala arah sebagai gelombang
seperti bumi.
3. Perkembangan
Periode III (Periode singkat, 1800 M s.d. 1890 M)
·
Dimulai ketika sekitar tahun 1801, Thomas Young dan Agustin Fresnell membuktikan bahwa cahaya
dapat melentur (difraksi) dan dapat mengalami interferensi ketika dilewatkan
pada dua celah sempit.
·
Maxwell
(1831-1874)
mengemukakan pendapatnya bahwa cahaya dibangkitkan oleh gejala kelistrikkan dan
kemagnetan sehingga tergolong gelombang elektomagnetik. Sesuatu yang yang
berbeda dengan gelombang bunyi yang tergolong gelombang mekanik. Gelombang
elekromagnetik dapat merambat dengan atau tanpa medium dan kecepatan rambatnyapun
amat tinggi bila dibandingkan dengan gelombang bunyi. Gelombang elekromagnetik
merambat dengan kecepatan 300.000 km/s, kecepatan ini hampir sama dengan
kecepatan gelombang cahaya. Sehingga dapat dikatakan bahwa cahaya merupakan
gelombang elektromagnetik.
4. Perkembangan
Periode IV
Optika
modern ditandai dengan perkembagan ilmu dan rekayasa optik yang menjadi sangat
populer pada abad 20. Bidang optik ini meliputi elektromagnetik atau sifat
kuantum cahaya. Pada era optika modern ditandai dengan penemuan besar yaitu
mengenai efek foto listrik dan serat optik.
D. Sifat-Sifat
Cahaya
·
Dapat mengalami pemantulan (refleksi)
·
Dapat mengalami pembiasan (refraksi)
·
Dapat mengalami pelenturan (difraksi)
·
Dapat dijumlahkan (interferensi)
·
Dapat diuraikan (dispersi)
·
Dapat diserap arah getarnya (polarisasi)
·
Bersifat sebagai gelombang dan partikel
·
Cahaya dapat merambat lurus
·
Cahaya menembus benda bening
E. Pemantulan
Cahaya
Pemantulan
cahaya dapat diartikan sebagai peristiwa dimana arah gerak suatu benda berubah
karena cahaya yang mengenai penghalang, dengan suatu penghalang tersebut dapat
membuat arah gerak cahaya berubah.
1. Klasifikasi
Pemantulan Cahaya
Seperti
yang telah kita ketahui bahwasannya pemantulan cahaya dibagi menjadi 2 macam
yaitu pemantulan teratur dan pemantulan baur.
Keterangan :
(a). Pemantulan teratur
seberkas
cahaya yang jatuh pada permukaan halus, akan dipantulkan dengan arah yang
teratur. Pemantulan dengan arah yang teratur disebut dengan pemantulan teratur. Pemantulan cahaya
pada permukaan benda tidak sembarang, melainkan memiliki keteraturan sesuai
dengan hukum-hukum pemantulan.
(b). Pemantulan baur
Pada
umumnya, setiap permukaan benda dapat memantulkan cahaya yang jatuh pada
permukaan tersebut. Permukaan benda dapat berupa permukaan kasar atau halus.
Seberkas cahaya yang jatuh pada benda dengan permukaan kasar akan dipantulkan
dengan arah sinar pantul yang tak teratur. Pemantulan ini disebut dengan pemantulan baur.
2. Hukum
Pemantulan Cahaya
Bagaimana
pemantulan terjadi? Ketika kamu menyalakan lampu senter yang telah ditutupi
dengan kertas karton yang diberi lubang, kamu dapat melihat cahaya merambat
dalam bentuk garis lurus. Bayangan cahaya ini pun terlihat pada cermin. Jika
sudut datang dan sudut pantul diukur, akan diperoleh besarnya sudut pantul (θr)
dan sudut datang (θi) adalah sama. Misalnya membuktikan hukum
pemantulan dengan menggunakan pointer inframerah, lalu pointer inframerah
tersebut ditembakan pada sebuah cermin yang dialasi dengan karton maka
pembentukan pantulan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Secara lengkap hukum pemantulan cahaya
adalah sebagai berikut :
·
Sinar datang, sinar pantul, dan garis
normal terletak pada atu bidang datar.
·
Sudut datang (θi) sama dengan sudut pantul (θr).
3. Klasifikasi
Cermin
Cermin adalah salah satu benda yang
dapat memantulkan cahaya secara sempurna. Cermin dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
·
Cermin datar
·
Cermin lengkung
4. Pemantulan
Pada Cermin Datar
Cermin
datar merupakan salah satu cermin memiliki permukaan yang rata, datar dan tidak
melengkung pada bidang pantulnya. Untuk cermin datang biasanya memiliki
sifat-sifat khusus yang ditunjukkan pada bayangan hasil dari cermin datar
antara lain:
·
Tinggi bayangan akan sama dengan ukuran
tinggi benda.
·
Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak
benda ke cermin.
·
Posisi hasil bayangan pada cermin datar
akan berlawanan dengan bendanya.
·
Sifat bayangan tegak sama seperti
bendanya.
·
Bayangan yang terbentuk bersifat semu
atau maya, yaitu: bayangan dapat dilihat dalam cermin, akan tetapi bayangan
tersebut tidak dapat ditangkap oleh sebuah layar.
·
Bayangan yang dibentuk oleh 2 cermin
datar dengan sudut lancip
Tidak ada komentar:
Posting Komentar